Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuhu,
Puji dan Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan dan karunia-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Fajar itu cukup indah, ketika santri Ponpes "Roudlotun Ni'mah" di Jl. Supriyadi Gg. Kalicari IV No.3 Semarang mengawali kegiatan hariannya. Sudah menjadi tradisi ketika Fajar Merekah menyisakkan 1/3 waktu malam terakhir, santri melaksanakan Solat Tahajjud, disusul Solat Fajar, Qobliyah Subuh dan Solat Subuh. Memang mereka terlihat semangat, khusyu dan benar-benar menikmati hari2nya untuk beribadah mengaji menuntut ilmu.
Terlihat Umi Lulu istri tercinta KH. Drs. Ali Shodiqin atau lebih akrab disapa Gus Ali, bersiap2 mengajar Alqur'an, yang memang rutinitas ini dilakukan setelah dzikir Solat Subuh yang biasanya dibacakan Rotibul Haddad oleh santri dan dipimpin Santri yang lebih Senior.
Pondok pesantren ini memang lebih fokus mengarah ke Hafal Alqura'n disamping ilmu2 lain, Fiqih, Tauhid, dan kajian kitab2 kuning lain yang di asuh oleh Al Ustads Khudori Adz-DzimaiDemaki.
Selain fokus dalam keilmuan agama, santri2 disini juga diberi kesempatan untuk belajar ilmu umum sekolah sekitar, ada yang SD, SMP, juga banyak yang SLTA dan Sekolah Kejuruan semua atas biaya ponpes. Memang menuntut ilmu disini tidak dkenakkan biaya sepeserpun bahkan Gus Ali sebagai pengasuh siap beri beasiswa bagi santri yang berprestasi untuk sekolah yang lebih tinggi lagi.
Menurut pengasuh Ponpes, KH Drs Mohammad Ali Shodiqin, banyaknya santri yang harus ‘dihidupinya’ membuat pengelola harus berpikir kreatif. Unik memang ponpes ini punya persewaan alat-alat pesta, seperti meja kursi dan tenda. Juga punya Grup Rebana "Semut Ireng" yang personilnya dari Santri Ponpes ini. Jika hanya mengandalkan sodaqoh dari para dermawan, maka biaya operasional bulanan tidak akan pernah tercukupi. “Pemasukan resmi yang kami terima per bulan hanya Rp 400 ribu, yang diberi-kan seorang pendonor tetap. Selain itu masih ada honor menjadi pembicara di pengajian yang alhamdulilah tak pernah sepi, jadi saya masih bisa menyisihkan pendapatan untuk biaya operasional para santri, selebihnya ya dari persewaan alat pesta ini,” ujar Gus Ali sembari menyebut kisaran angka Rp 15 hingga Rp 20 juta sebagai biaya pengeluaran perbulan.
Lalu apa sih Karakteristik Nyentrik dari Sosok Gus Ali??
Secara tegas Gus Ali menyebutkan perbedaan mendasar adalah, pihaknya lebih banyak mengasuh dan menerima santri-santri dari golongan hitam yang diwadahi dalam "Mutiara Joko Tingkir".
Tercatat ada preman, gali, pengamen, anak jalanan bahkan PSK pernah menjadi santrinya. Meski tidak sedikit yang berasal dari kalangan umum seperti pekerja swasta, pelajar, mahasiswa bahkan pejabat.
Jadi jangan salah mengira, jika kiai gaul berambut gondrong nan nyentrik ini lebih sering di sebut Kyai Gali, kita jumpai di tempat-tempat dugem seperti diskotek dan kawasan Simpanglima, karena hal tersebut semata-mata ia lakukan hanya untuk berdakwah. Hanya saja dengan metode yang berbeda.
VISI & MISI KEDEPAN
Pesantren "Roudlotun Ni'mah" terus berkembang dan berubah. Dibidang Keilmuwan Pesantren "Roudlotun Ni'mah" tidak hanya mengajarkan khazanah Islam Klasik, tetapi juga Sins dan Ilmu Pengetahuan umumnya. Kedepan Pesantren "Roudlotun Ni'mah" akan melakukan loncatan besar untuk mengembangakan Life Skills. Infrastruktur pembangunan gedung terus dipacu, sarana dan prasarana terus dikembangkan dengan pembangunan gedung 2 lantai, rencananya lantai bawah untuk Perkantoran dan unit2 usaha, lantai atas untuk ruangan santri putra. Pesntren punya peranan yang sangat stretegis dalam kerangka perubahan dan pemberdayaan masyarakat,"Roudlotun Ni'mah", akan menjawab persoalan tersebut, menjadi pesantren percontohan yang bisa mandiri, melahirkan santri yang tidak hanya bisa ngaji, tapi punya kentrampilan entrepreneurship yang handal, profesional dan tentunya bermoral.